1.
MENGHORMATI
GURU
Bagi seorang
murid yang ingin mendapatkan ilmu dan ilmunya berguna suatu saat nanti maka
murid harus menghormati guru serta taat kepadanya.
Menghormati
guru merupakan hal yang paling penting diantara kewajiban lainnya, bahkan dapat
dikatakan antara hormat dan taat
manakah yang di dahulukan, maka menghormati guru harus di utamakan.
Dengan kata
lain menghotmati guru lebih penting dari pada mentaatinya. Suatu contoh, Ali
suka mengambil kapur tapi dia sering berjalan lewat depan gurunya. Sikap Ali
tersebut sudah bertentangan dengan tata krama sebagai seorang murid. Sebab Ali
mengambil kapur dengan tujuan agar bisa keluar kelas sebagai alasan agar tidak
dimarahi guru yang lain ketika ditanya, sepatutnya Ali juga harus lewat
belakang atau lewat tempat yang berjauhan dari guru tersebut.
Contoh lagi,
Adi Suka menghapus papan tulis tapi dia mengotori meja guru dan kursinya dengan
debu kapur. Adi taat tapi tidak menghormat terhadap guru. Sikap adi yang benar
adalah dia harus berhati-hati ketika menghapus jangan sampai debu kapur
berterbangan mencemari udara.
Lalu siapakah
guru itu? guru adalah orang yang memberikan ilmu walaupun hanya satu huruf
saja .
Jadi siapa saja
yang pernah mengajarimu walupun hanya
satau huruf saja maka dia bisa disebut guru. Maka janganlah meremehkan orang
yang pernah mengajarimu, hormatilah selalu walaupun saat ini dia tidak
mengajarmu. dia tetap menjadi gurumu dan
tidak bisa disebut bekas guru atau mantan guru. Walaupun saat ini murid
tersebut sudah menjadi orang yang besar. dia harus tetap tawadlu’ terhadap guru
karena sebab guru itulah murid menjadi orang yang “besar”
Diantara
cara menghormati guru adalah:
a. Tidak memulai berbicara dengannya kecuali dengan izinnya
Jangan membuka
pembicaraan terhadap guru. Sehingga guru tersebut yang mengajaknya berbicara
atau mengizinkannya. Berbicaralah yang sopan dan rendah hati. Tidak boleh
dengan suara keras apalagi berteriak. Jangan terlalu dekat atau terlalu jauh.
Jangan membicarakan sesuatu yang kurang disenangi oleh guru, membuat
tersinggung atau marah.
b. Tidak berjalan di depannya
Seorang
murid harus meminta ijin terlebih dulu untuk lewat didepan guru, menundukkan
badannya untuk menunjukkan sikap tawadlu’ terhadapnya. Atau berhentilah
menunggu hingga ada jalan untuk lewat.
Sebaliknya
jika guru sedang lewat seorang murid harus berdiri untuk memberi penghormatan,
menunjukkan sikap tawadlu’, bersikap
tenang, tidak boleh menyapa, memanggil dan berbicara kecuali ucapan salam.
c. Membersihkan Tempat Duduk Dan Mejanya
Meja guru harus selalu bersih dari segala kotoran atau debu, baik ketika guru sedang hadir ataupun tidak. Posisi tempatnya harus tertata rapi
d. Tidak menempati tempatnya
Seorang murid
harus tahu tempat-tempat yang biasa ditempati guru. Jangan menempati tempat
duduknya, duduk diatas kendaraannya atau memasuki ruangannya, jangan pula
tiba-tiba duduk di sampingnya. berdiri atau lewat didepannya.
e. Tidak banyak bicara bersamanya
Berbicaralah
yang penting saja jangan terlalu lama. Jangan berbicara tentang sesuatu yang
tidak disenangi guru, menyinggung, menghina atau membuat marah
f. Tidak bertanya sesuatu tanpa izinnya
Jangan bertanya
sebelum guru memberi kesempatan atau mempersilahkannya. Bertanya harus dalam
keadaan tenang, jangan menanyakan sesuatu yang menyinggung atau membuat marah
guru. Jangan pula bertanya sesuatu yang bukan ilmu. Atau bertanya dengan tujuan
yang tidak baik.
g. Mentaati perintahnya
Jika diperintah
guru harus segera melaksanakan tanpa harus menunda-nunda atau berpikir untuk
menyusun alasan. Demikian juga ketika dipanggil harus segera memenuhi
panggilannya tidak boleh “menoleh” kanan kiri lebih dahulu, bertanya-tanya atau berpura-pura tidak tahu
h. Menghormati segala sesuatu yang berhubungan dengan guru.
Seperti
keluarganya, anak, istrinya dan barang-barangnya. Seorang murid harus
menghormati anaknya sebagaimana menghormati guru walaupun anaknya masih kecil.
Jangan pula menyentuh, bermain dengan barang-barang miliknya apalagi mengambil
tanpa izinnya.
i. Tidak mengetuk pintu, tetapi harus bersabar hingga keluar
dengan sendirinya
Seorang murid
tidak boleh bertamu pada waktu istirahat atau tidur. Artinya ketika bertamu
murid harus mencari waktu yang tidak mengganggu guru. Dan harus mengucap salam. Jika sampai tiga kali
salam tersebut tidak terjawab, maka dia harus kembali. Dan tidak boleh mengetuk
pintunya sehingga guru tersebut keluar dengan sendirinya.
Alhasil segala sikap murid harus berada dalam ridlo guru dan
selalu tawadlu’ terhadapnya. Guru akan selalu mendoakan agar ilmunya bermanfaat
dan menjadi orang yang berguna. Karena doa guru terhadap muridnya seperti doa
nabi terhadap umatnya, yakni terkabul. Tapi sebaliknya jika murid tidak
mendapat ridlo gurunya, selalu melanggar tata krama maka sulit bagi murid untuk
mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
2.
MENGHORMATI
ILMU
Ilmu adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Ilmu pula
yang menjadi senjata bagi orang yang memilikinya. Tidak boleh meremehkan ilmu
atau menganggap enteng sebuah ilmu. Ilmu harus dicari dan harus di pelajari.
Seorang murid tidak boleh menganggap ilmu yang sudah dipelajri untuk tidak
dipelajari lagi, murid harus mengulang-ulang, mencatat dan menghafal, jika
tidak maka akan lupa dan hilanglah ilmu tersebut.
Untuk menjaga sebuah ilmu semua dapat dirangkum dalam sebuah
buku. Didalamnya, ilmu akan terjaga dan tersimpan. Dapat dibaca ketika
membutuhkan dan menjadi ingat ketika lupa
Diantara cara menghormati ilmu adalah menghargai buku karena
buku adalah sumber ilmu sebagai mana guru, maka seorang murid harus menghargai
buku sebagaimana menghormati guru.
Cara menghormati buku antara lain:
a.
Meletakkan
buku ditempat yang baik
Janganlah
meletakkan buku ditempat yang rendah, yang mudah basah, mudah terjatuh,
termakan kutu atau bercampur dengan barang yang
tidak berharga sehingga mudah hilang. Buku harus diberi tempat khusus
agar mudah untuk mencari dan mempelajarinya.
b.
Tidak
boleh meletakkan sesuatu diatas buku
Jangan
meletakkan benda diatas buku seperti tinta, minuman, makanan atau benda lain,
walau pun tidak benda tersebut tidak
membahayakan, tetapi tujuannya untuk menghormati. Buku yang mengandung ayat
al-quran harus berada paling atas diantara buku-buku yang lain.
c.
Segera
mengambil ketika terjatuh
Buku
yang terjatuh harus diambil dengan segera, walaupun berupa lembaran. Lebih
lebih yang mengandung ayat al-quran. Karena jika tidak segera diambil akan
terinjak-injak sehingga berdosa dan melaknati (mendoakan jelek) orang yang
tidak menghargainya.
d.
Tidak
boleh merobek atau melipat
Jangan
merobek buku, karena akan merusaknya dan akan merubah susunan isi atau halaman
buku. Jangan pula menjadikan bungkus sesuatu.
e.
Tidak
mengarahkan kaki kearah buku
Jika
ada buku didepannya maka kaki tidak boleh direntangkan, kaki juga tidak boleh
diangkat ketempat duduk, baik satu kaki atau kedua-duanya
f.
Membawa
buku dengan baik
Ketika
dibawa buku tidak boleh terlalu kebawah walaupun berada dalam tas, tali tas
tidak boleh terlalu panjang karena menyebabkan posisi buku menjadi terlalu
kebawah, tas tidak boleh terlalu kecil karena keadaan buku menjadi terlipat.
Tidak boleh pula melipatnya agar mudah dibawa atau diduduki ketika berkendara
g.
Tidak
boleh menduduki buku
Menduduki
buku sangatlah berdosa, dan ini adalah perbuatan setan. Setan juga sangat
senang jika buku diduduki, namun sebaliknya buku akan melaknati dan ilmunya
menjadi tidak bermanfaat. Murid harus menjaga agar buku jangan sampai di
duduki.
h.
Tidak
boleh membuangnya.
Waluapun
buku tersebut sudah dipelajarinya bahkan sudah dihafalnya, buku tetap tidak
boleh dibuang, tetapi harus disimpan baik-baik. Karena buku merupakan sumber
ilmu dan manusia adalah sumber lupa. Suatu saat dia akan membutuhkannya.
Tulisan diatas “disarikan” dari kitab Ta’limul
Muta’alim, dan masih dalam bab Menghormati guru dan ilmu. Karena masih ada beberapa bab lagi yang perlu diketahui oleh seorang
murid. Seperti : Bab , Hal-hal Yang Menyebabkan Hafal Dan Lupa. Bab, Waktu
Yang Baik Untuk Belajar, Memilih Teman, Bab Niat Mencari Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar